Pelatihan Mutu Fasyankes

Pelatihan Mutu Fasyankes

 

Deskripsi Pelatihan 

Pelatihan Mutu Fasyankes berfokus pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui pendekatan sistematis, seperti akreditasi, pengukuran indikator mutu, dan penerapan sistem manajemen keselamatan pasien. Pelatihan ini biasanya melibatkan tenaga kesehatan, pengelola fasilitas kesehatan, dan auditor internal untuk memastikan standar pelayanan yang efisien, efektif, dan terkoordinasi. Pelatihan ini juga mencakup penggunaan sistem informasi kesehatan untuk pelaporan dan evaluasi mutu, serta strategi untuk memenuhi regulasi seperti Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 30 Tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu (INM).

Materi Pelatihan

  1. Latar Belakang dan Kebijakan Mutu Pelayanan Kesehatan
    • Kebijakan Kementerian Kesehatan terkait transformasi sistem kesehatan, termasuk enam pilar transformasi.
    • Peraturan seperti Permenkes No. 30 Tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu dan Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
  2. Standar Akreditasi Fasyankes
    • Penyusunan standar akreditasi untuk puskesmas, klinik, laboratorium kesehatan, unit transfusi darah, dan rumah sakit.
    • Prosedur survei akreditasi dan pembentukan lembaga penyelenggara akreditasi (LPA).
    • Transformasi akreditasi untuk meningkatkan tata kelola organisasi dan pelayanan.
  3. Indikator Nasional Mutu (INM)
    • Pengenalan INM untuk berbagai jenis fasyankes, seperti:
      • 6 indikator untuk puskesmas (misalnya kepatuhan cuci tangan, kepuasan pasien).
      • 13 indikator untuk rumah sakit.
      • 4 indikator untuk klinik, laboratorium kesehatan, dan TPMD/DG.
    • Teknik pengukuran, pengumpulan data, validasi, analisis, dan pelaporan INM melalui sistem informasi kesehatan.
    • Tujuan INM: transparansi publik, umpan balik untuk fasyankes, dan pembelajaran dari praktik terbaik.
  4. Keselamatan Pasien
    • Sistem Pelaporan dan Pembelajaran Keselamatan Pasien (SP2KP).
    • Manajemen risiko di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
    • Insiden keselamatan pasien (IKP) sesuai Permenkes No. 11 Tahun 2017.
    • Budaya keselamatan pasien dan tindak lanjut hasil survei.
  5. Manajemen Fasilitas Kesehatan
    • Peran pimpinan dalam menerapkan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
    • Pengelolaan manajemen puskesmas untuk pelayanan optimal, termasuk di masa pandemi seperti COVID-19.
    • Teknik pengawasan, pengendalian mutu, dan evaluasi pelayanan kesehatan.
  6. Analisis Kebutuhan Pelatihan (TNA)
    • Identifikasi kesenjangan kompetensi tenaga kesehatan.
    • Teknik pengumpulan data (wawancara, kuesioner, observasi, FGD).
    • Penyusunan rekomendasi program pelatihan berbasis TNA.
  7. Penggunaan Teknologi Informasi
    • Pemanfaatan sistem informasi kesehatan seperti ePuskesmas untuk pengelolaan data pasien, antrean elektronik, dan rekam medis elektronik.
    • Pengembangan sistem informasi untuk akreditasi dan pelaporan mutu.
  8. Pengendalian Mutu dan Audit Internal
    • Prinsip audit mutu internal berdasarkan ISO 9001:2015.
    • Teknik audit seperti observasi, wawancara, dan evaluasi dokumen.
    • Penyusunan laporan audit dan tindak lanjut perbaikan.

Tujuan Pelatihan

  1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
    • Memastikan pelayanan kesehatan berbasis bukti, efisien, efektif, dan tepat waktu sesuai standar yang ditetapkan.
    • Meningkatkan kepuasan pasien dan masyarakat melalui pelayanan yang terkoordinasi dan terintegrasi.
  2. Meningkatkan Keselamatan Pasien
    • Mengurangi insiden keselamatan pasien melalui penerapan SP2KP dan manajemen risiko.
    • Meningkatkan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap prosedur keselamatan, seperti cuci tangan dan penggunaan alat pelindung diri (APD).
  3. Mendukung Akreditasi Fasyankes
    • Membantu fasyankes memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan Kemenkes.
    • Meningkatkan tata kelola organisasi dan pelayanan di puskesmas, klinik, dan rumah sakit.
  4. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan
    • Membekali tenaga kesehatan dan pengelola fasyankes dengan keterampilan untuk mengelola mutu pelayanan.
    • Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan melalui TNA untuk memastikan pelatihan yang tepat sasaran.
  5. Mendukung Kebijakan Kesehatan Nasional
    • Mendukung transformasi sistem kesehatan Kemenkes melalui penerapan indikator nasional mutu dan sistem informasi kesehatan.
    • Memastikan transparansi publik dan akuntabilitas fasyankes melalui pelaporan data mutu.
  6. Optimalisasi Pengelolaan Fasyankes
    • Meningkatkan efisiensi manajemen fasilitas kesehatan, termasuk pengelolaan data pasien dan antrean elektronik.
    • Memperkuat peran pimpinan dalam pengambilan keputusan berbasis data mutu.

 

 

Jadwal dan Tempat Pelatihan

Bulan Minggu I 

Bandung

Minggu II 

Jakarta

Minggu III 

Bandung

MInggu IV 

Yogyakarta

Januari 6-8 13-15 20-22 27-29
Februari 3-5 10-12 17-19 24-26
Maret 3-5 10-12 17-19 24-26
April 7-9 14-16 21-23 28-30
Mei 5-7 13-15 19-21 26-28
Juni 2-4 9-11 16-18 23-25
Juli 7-9 14-16 21-23 28-30
Agustus 4-6 11-13 18-20 25-27
September 1-3 8-10 15-17 22-24
Oktober 6-8 13-15 20-22 27-29
November 3-5 10-12 17-19 24-26
Desember 1-3 8-10 15-17 22-24

 

Harga Pelatihan

Offline

  • Public Training mulai dari 5.000.000 – 7.000.000 per orang
  • Inhouse Training mulai dari 850.000 per orang

Online

  • Public Training mulai dari 1.200.000 per orang
  • Inhouse Training mulai dari 600.000 per orang

 

Fasilitas Pelatihan

  • Sertifikat Pelatihan
  • Expert Trainer
  • Coffee Break 2x per hari
  • Lunch 1x per hari
  • Room meeting hotel minimal bintang tiga
  • Materi pelatihan dalam bentuk hard copy dan juga soft copy
  • ATK
  • Backpack exclusive
  • Jaket eksklusif (souvenir)
  • Dokumentasi
  • Laporan Pelatihan
  • Pre and Post Test

 

Baca juga : Training Tax Planning

Views: 3