Training High Conservation Value (HCV)

Training High Conservation Value (HCV)

Deskripsi Training High Conservation Value (HCV)

Training High Conservation Value (HCV) adalah program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan para pemangku kepentingan (seperti perusahaan perkebunan, kehutanan, konsultan lingkungan, atau komunitas lokal) dalam mengidentifikasi, mengelola, dan memantau area dengan nilai konservasi tinggi. HCV adalah konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi area atau atribut dengan nilai biologis, ekologis, sosial, atau budaya yang sangat penting, sehingga perlu dilindungi atau dikelola secara khusus. Pelatihan ini biasanya mencakup metodologi untuk mengidentifikasi enam kategori HCV, teknik pemetaan, strategi pengelolaan, dan pemantauan untuk memastikan bahwa area tersebut tetap terjaga nilainya. Training ini relevan dalam konteks sertifikasi keberlanjutan, seperti RSPO, FSC, atau standar lingkungan lainnya, dan sering melibatkan pihak seperti perusahaan, auditor, LSM, atau pemerintah.

Materi Training High Conservation Value (HCV)

Materi pelatihan HCV biasanya mencakup topik-topik berikut, berdasarkan pedoman dari HCV Resource Network dan praktik di Indonesia:

  1. Pengantar Konsep HCV:
    • Definisi dan prinsip dasar HCV: Area dengan nilai konservasi tinggi yang mencakup enam kategori:
      • HCV 1: Keanekaragaman hayati (spesies langka, terancam, atau endemik).
      • HCV 2: Lanskap ekosistem besar yang masih utuh.
      • HCV 3: Ekosistem langka, terancam, atau terdegradasi.
      • HCV 4: Jasa ekosistem, seperti perlindungan sumber air atau pencegahan erosi.
      • HCV 5: Kebutuhan dasar masyarakat lokal (misalnya, sumber mata pencaharian).
      • HCV 6: Nilai budaya, spiritual, atau sejarah masyarakat.
    • Konteks global dan nasional, termasuk relevansi dengan regulasi di Indonesia seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
  2. Metodologi Identifikasi HCV:
    • Teknik penilaian HCV, termasuk pengumpulan data primer dan sekunder.
    • Penggunaan alat seperti peta satelit, GIS (Geographic Information System), dan konsultasi dengan masyarakat lokal.
    • Studi kasus identifikasi HCV di kawasan hutan, perkebunan kelapa sawit, atau lahan gambut.
  3. Pengelolaan dan Pemantauan HCV:
    • Strategi pengelolaan untuk menjaga atau meningkatkan nilai HCV, seperti pembentukan zona penyangga, restorasi ekosistem, atau pengendalian kegiatan ekstraktif.
    • Rencana pemantauan (monitoring plan) untuk memastikan keberlanjutan nilai HCV, termasuk indikator kinerja dan frekuensi pemantauan.
    • Pelaporan hasil pemantauan untuk keperluan sertifikasi (misalnya, RSPO atau FSC).
  4. Keterlibatan Pemangku Kepentingan:
    • Konsultasi dengan masyarakat lokal dan adat untuk mengidentifikasi HCV 5 dan HCV 6.
    • Penyelesaian konflik terkait penggunaan lahan antara perusahaan dan komunitas.
  5. Kebijakan dan Regulasi:
    • Kaitan HCV dengan standar sertifikasi keberlanjutan (RSPO, FSC, ISPO).
    • Kepatuhan terhadap peraturan lingkungan di Indonesia, seperti UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  6. Praktik Lapangan:
    • Pelatihan lapangan untuk mengidentifikasi indikator HCV, seperti keberadaan spesies terancam atau sumber air penting.
    • Simulasi pemetaan dan penilaian risiko di area konsesi.

Tujuan Training High Conservation Value (HCV)

  1. Meningkatkan Pemahaman tentang HCV:
    • Memastikan peserta memahami konsep dan kategori HCV serta pentingnya dalam pengelolaan sumber daya alam�

System: Meningkatkan Pemahaman tentang HCV:

  • Memastikan peserta memahami konsep dan kategori HCV serta pentingnya dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
  1. Meningkatkan Kapasitas Identifikasi dan Pengelolaan:
    • Melatih peserta untuk mampu mengidentifikasi area atau atribut HCV dengan metode yang standar dan akurat, serta merancang strategi pengelolaan yang efektif untuk menjaga nilai-nilai tersebut.
  2. Mendukung Kepatuhan terhadap Sertifikasi Keberlanjutan:
    • Membekali peserta dengan pengetahuan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi seperti RSPO atau FSC, yang mensyaratkan pengelolaan HCV sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan.
  3. Mendorong Konservasi dan Keberlanjutan:
    • Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati, jasa ekosistem, dan nilai sosial-budaya dalam pengelolaan lahan, sehingga mendorong praktik yang ramah lingkungan.
  4. Memperkuat Keterlibatan Pemangku Kepentingan:
    • Memastikan keterlibatan masyarakat lokal dan pihak terkait dalam proses identifikasi dan pengelolaan HCV, untuk mendukung pengelolaan lahan yang inklusif dan berkelanjutan.
  5. Mencegah Degradasi Lingkungan:
    • Mengurangi dampak negatif kegiatan ekstraktif (seperti perkebunan atau kehutanan) terhadap ekosistem dan masyarakat lokal melalui pengelolaan HCV yang baik.

Jadwal dan Tempat Pelatihan

Bulan Minggu I 

Bandung

Minggu II 

Jakarta

Minggu III 

Bandung

MInggu IV 

Yogyakarta

Januari 6-8 13-15 20-22 27-29
Februari 3-5 10-12 17-19 24-26
Maret 3-5 10-12 17-19 24-26
April 7-9 14-16 21-23 28-30
Mei 5-7 13-15 19-21 26-28
Juni 2-4 9-11 16-18 23-25
Juli 7-9 14-16 21-23 28-30
Agustus 4-6 11-13 18-20 25-27
September 1-3 8-10 15-17 22-24
Oktober 6-8 13-15 20-22 27-29
November 3-5 10-12 17-19 24-26
Desember 1-3 8-10 15-17 22-24

 

Harga Pelatihan

Offline

  • Public Training mulai dari 5.000.000 – 7.000.000 per orang
  • Inhouse Training mulai dari 850.000 per orang

Online

  • Public Training mulai dari 1.200.000 per orang
  • Inhouse Training mulai dari 600.000 per orang

 

Fasilitas Pelatihan

  • Sertifikat Pelatihan
  • Expert Trainer
  • Coffee Break 2x per hari
  • Lunch 1x per hari
  • Room meeting hotel minimal bintang tiga
  • Materi pelatihan dalam bentuk hard copy dan juga soft copy
  • ATK
  • Backpack exclusive
  • Jaket eksklusif (souvenir)
  • Dokumentasi
  • Laporan Pelatihan
  • Pre and Post Test

 

Baca juga : Training Service Excellence for Hospitals

Instagram kami : https://www.instagram.com/takaartaguna/

Views: 8