Training Man Power Analysis & Workload Analysis

Deskripsi

Training Man Power Analysis (Analisis Tenaga Kerja) dan Workload Analysis (Analisis Beban Kerja) adalah program pelatihan yang dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisis kebutuhan tenaga kerja serta beban kerja di suatu organisasi. Man Power Analysis berfokus pada penentuan jumlah dan jenis tenaga kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan Workload Analysis bertujuan untuk mengukur beban kerja setiap posisi atau individu guna memastikan efisiensi dan produktivitas. Pelatihan ini biasanya digunakan dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) untuk perencanaan strategis, pengelolaan kinerja, dan optimalisasi sumber daya.

Materi 

1. Man Power Analysis (Analisis Tenaga Kerja):
   • Konsep Dasar Man Power Planning:
     • Pengertian dan pentingnya perencanaan tenaga kerja.
     • Hubungan antara man power planning dengan strategi organisasi.
   • Metode Analisis Tenaga Kerja:
     • Teknik kuantitatif: seperti analisis rasio tenaga kerja, proyeksi kebutuhan berdasarkan target produksi, atau forecasting berdasarkan data historis.
     • Teknik kualitatif: seperti wawancara dengan manajer, analisis kompetensi, dan penilaian kebutuhan keterampilan.
   • Penentuan Kebutuhan Tenaga Kerja:
     • Menghitung jumlah tenaga kerja berdasarkan volume kerja, target organisasi, dan perkembangan bisnis.
     • Identifikasi kesenjangan (gap) antara tenaga kerja saat ini dan kebutuhan masa depan.
   • Penyusunan Struktur Organisasi:
     • Menentukan jumlah dan jenis posisi yang diperlukan.
     • Menyesuaikan struktur organisasi dengan visi dan misi perusahaan.
2. Workload Analysis (Analisis Beban Kerja):
   • Konsep Dasar Beban Kerja:
     • Definisi beban kerja dan faktor-faktor yang memengaruhinya (misalnya, tugas, waktu, dan kompleksitas pekerjaan).
     • Tipe beban kerja: fisik, mental, dan emosional.
   • Metode Pengukuran Beban Kerja:
     • Time Study: Mengukur waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
     • Work Sampling: Mengamati aktivitas kerja untuk menentukan proporsi waktu yang digunakan untuk tugas tertentu.
     • Task Analysis: Menguraikan tugas-tugas dalam suatu jabatan untuk menilai kompleksitas dan volume kerja.
     • Metode Kuantitatif: Seperti Full-Time Equivalent (FTE) untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan jam kerja.
   • Penilaian Kapasitas Kerja:
     • Menentukan apakah beban kerja sesuai dengan kapasitas individu atau tim.
     • Identifikasi kelebihan (overloading) atau kekurangan (underloading) beban kerja.
   • Optimalisasi Beban Kerja:
     • Redistribusi tugas untuk efisiensi.
     • Rekomendasi untuk otomatisasi atau perubahan proses kerja.
3. Integrasi Man Power dan Workload Analysis:
   • Menggabungkan hasil analisis tenaga kerja dan beban kerja untuk menyusun rencana SDM yang optimal.
   • Menyusun job description dan job specification yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
   • Pengembangan strategi rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan berdasarkan hasil analisis.
4. Alat dan Teknik Pendukung:
   • Penggunaan perangkat lunak seperti Microsoft Excel, SAP, atau software HRIS untuk analisis data.
   • Penerapan standar seperti ISO 30414 (pedoman untuk pelaporan SDM) atau metode lokal seperti Analisis Beban Kerja menurut Kepmen PANRB.
5. Studi Kasus dan Simulasi:
   • Latihan praktis untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan data organisasi tertentu.
   • Simulasi pengukuran beban kerja menggunakan metode seperti FTE atau time study.
   • Diskusi tentang tantangan nyata dalam analisis tenaga kerja dan beban kerja di berbagai industri.

Tujuan 

1. Meningkatkan Efisiensi Organisasi:
   • Memastikan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan operasional, sehingga mengurangi biaya berlebih akibat kelebihan atau kekurangan tenaga kerja.
2. Mengoptimalkan Produktivitas:
   • Dengan analisis beban kerja, organisasi dapat mendistribusikan tugas secara adil dan mencegah kelelahan karyawan (burnout) atau inefisiensi.
3. Mendukung Perencanaan Strategis SDM:
   • Memberikan data yang akurat untuk perencanaan rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan sesuai dengan kebutuhan jangka panjang organisasi.
4. Meningkatkan Kepuasan Karyawan:
   • Dengan memastikan beban kerja yang seimbang, kary _

System: awan merasa lebih dihargai dan termotivasi, yang pada akhirnya meningkatkan retensi karyawan.

5. Memenuhi Kepatuhan Regulasi:
   • Memastikan organisasi mematuhi regulasi ketenagakerjaan, seperti standar beban kerja yang ditetapkan oleh pemerintah (misalnya, Kepmen PANRB di Indonesia) atau standar internasional.
6. Mendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Data:
   • Memberikan landasan data yang kuat untuk pengambilan keputusan terkait alokasi sumber daya manusia, restrukturisasi, atau ekspansi organisasi.
7. Meningkatkan Kompetensi Peserta:
   • Membekali peserta pelatihan (biasanya manajer SDM, analis, atau pemimpin tim) dengan keterampilan praktis dalam menganalisis kebutuhan tenaga kerja dan beban kerja, sehingga mereka dapat menerapkannya di organisasi masing-masing.