Training Monitoring HCV
Deskripsi Training Monitoring HCV
Training monitoring HCV biasanya melibatkan pelatihan lintas sektor yang mencakup petugas kesehatan, organisasi masyarakat sipil, dan pihak terkait seperti Kementerian Hukum dan HAM atau warga binaan pemasyarakatan. Kegiatan ini mencakup sosialisasi, penapisan (skrining), dan koordinasi untuk mempercepat penemuan kasus serta meningkatkan akses pengobatan. Pelatihan ini sering diadakan oleh instansi seperti Dinas Kesehatan atau organisasi seperti CHAI (Clinton Health Access Initiative) untuk mendukung program eliminasi Hepatitis C, seperti yang dilakukan di Indonesia. Pelatihan ini berfokus pada pemantauan pasien selama terapi, evaluasi keberhasilan pengobatan, dan pencegahan komplikasi seperti sirosis atau kanker hati. Training juga mencakup edukasi tentang faktor risiko, metode skrining, dan penggunaan obat antivirus seperti Direct-Acting Antivirals (DAAs).
Materi Training Monitoring HCV
Berdasarkan sumber yang tersedia, materi pelatihan biasanya mencakup:
- Deteksi Dini dan Skrining HCV:
- Teknik skrining Anti-HCV sebagai langkah awal untuk mendeteksi antibodi terhadap virus Hepatitis C.
- Pemeriksaan Viral Load (HCV RNA) untuk mengkonfirmasi infeksi aktif menggunakan metode seperti real-time PCR.
- Identifikasi populasi berisiko tinggi, seperti pengguna narkoba suntik, tenaga kesehatan, atau individu dengan riwayat transfusi darah sebelum 1992.
- Penatalaksanaan dan Pengobatan HCV:
- Penggunaan Direct-Acting Antivirals (DAAs) seperti sofosbuvir, daclatasvir, atau elbasvir-grazoprevir, termasuk regimen kombinasi untuk meningkatkan efikasi pengobatan.
- Durasi terapi (8-24 minggu, tergantung pada status sirosis) dan pemantauan efek samping, seperti pemeriksaan fungsi ginjal untuk pasien yang menggunakan sofosbuvir.
- Pemantauan keberhasilan terapi melalui pengukuran HCV RNA pada minggu ke-12 setelah terapi selesai untuk memastikan eradikasi virus (Sustained Virological Response/SVR).
- Pemantauan dan Evaluasi:
- Pemeriksaan biokimia hati (ALT, AST, bilirubin, albumin) untuk memonitor progresi penyakit dan kerusakan hati.
- Surveilans untuk pasien dengan sirosis, termasuk pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP) dan ultrasonografi abdomen setiap 6 bulan untuk mendeteksi risiko hepatocellular carcinoma (HCC).
- Pemantauan efek samping klinis setiap kunjungan pasien, dilakukan setiap 2 minggu jika diperlukan.
- Pencegahan dan Edukasi:
- Strategi pencegahan penularan, seperti penggunaan alat medis steril, kondom, dan menghindari berbagi alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur).
- Edukasi tentang faktor risiko, termasuk penggunaan narkoba suntik, tato/tindik tidak steril, dan hubungan seksual tanpa pengaman.
- Koordinasi Lintas Sektor:
- Kerjasama dengan rumah sakit, puskesmas, LSM, dan pihak lain untuk mempercepat deteksi dan pengobatan.
- Implementasi kebijakan nasional untuk eliminasi Hepatitis C, termasuk akses ke layanan Direct-Acting Antivirals (DAA) melalui program Kementerian Kesehatan.
Tujuan Training Monitoring HCV
- Meningkatkan Kesadaran dan Deteksi Dini:
- Memastikan petugas kesehatan mampu melakukan skrining Anti-HCV dan Viral Load untuk menemukan kasus lebih cepat, terutama pada populasi berisiko tinggi.
- Optimalisasi Pengobatan:
- Melatih tenaga kesehatan dalam memilih regimen terapi yang sesuai berdasarkan genotipe virus, status sirosis, dan kondisi pasien, serta memantau keberhasilan terapi.
- Mencegah Komplikasi:
- Mengurangi risiko sirosis, kanker hati, dan gagal hati melalui pemantauan rutin dan pengobatan tepat waktu.
- Mendukung Eliminasi Hepatitis C:
- Mendukung program nasional untuk eliminasi HCV dengan meningkatkan cakupan skrining dan pengobatan, seperti yang ditargetkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.
- Meningkatkan Koordinasi dan Kapasitas:
- Memperkuat kerjasama lintas sektor dan kapasitas petugas kesehatan di puskesmas dan rumah sakit untuk mengatasi tantangan dalam penatalaksanaan HCV.
Jadwal dan Tempat Pelatihan
Bulan | Minggu I
Bandung |
Minggu II
Jakarta |
Minggu III
Bandung |
MInggu IV
Yogyakarta |
Januari | 6-8 | 13-15 | 20-22 | 27-29 |
Februari | 3-5 | 10-12 | 17-19 | 24-26 |
Maret | 3-5 | 10-12 | 17-19 | 24-26 |
April | 7-9 | 14-16 | 21-23 | 28-30 |
Mei | 5-7 | 13-15 | 19-21 | 26-28 |
Juni | 2-4 | 9-11 | 16-18 | 23-25 |
Juli | 7-9 | 14-16 | 21-23 | 28-30 |
Agustus | 4-6 | 11-13 | 18-20 | 25-27 |
September | 1-3 | 8-10 | 15-17 | 22-24 |
Oktober | 6-8 | 13-15 | 20-22 | 27-29 |
November | 3-5 | 10-12 | 17-19 | 24-26 |
Desember | 1-3 | 8-10 | 15-17 | 22-24 |
Harga Pelatihan
Offline
- Public Training mulai dari 5.000.000 – 7.000.000 per orang
- Inhouse Training mulai dari 850.000 per orang
Online
- Public Training mulai dari 1.200.000 per orang
- Inhouse Training mulai dari 600.000 per orang
Fasilitas Pelatihan
- Sertifikat Pelatihan
- Expert Trainer
- Coffee Break 2x per hari
- Lunch 1x per hari
- Room meeting hotel minimal bintang tiga
- Materi pelatihan dalam bentuk hard copy dan juga soft copy
- ATK
- Backpack exclusive
- Jaket eksklusif (souvenir)
- Dokumentasi
- Laporan Pelatihan
- Pre and Post Test
Baca juga : Training Service Excellence for Hospitals
Instagram kami : https://www.instagram.com/takaartaguna/
Views: 3